Sampaisekarang metode ini sudah berkali-kali mengalami perubahan, disesuaikan dengan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi dalam alat permainan. Salah satu definisi dari terapi bermain adalah : proses hubungan anak dan terapis, yang dapat mengeksplorasi perasaan anak, serta untuk membantu menyelesaikan atau mengatasi masalah yang dihadapi Mampumengendalikan permainan emosi adalah manfaat dari latihan.. - 19548945 juliyantiningsih juliyantiningsih 18.11.2018 Seni Sekolah Menengah Pertama terjawab Mampu mengendalikan permainan emosi adalah manfaat dari latihan.. a. konsentrasi b. kepekaan sukma c. imajinasi d. pengindraan 2 Regulasi Emosi dan Mindfulness a. Manfaat Regulasi Emosi. Regulasi emosi adalah kemampuan mengatur dan mengendalikan emosi untuk mencapai suatu tujuan. Penting bagi orang untuk mengatur emosi mereka karena membantu mereka merasa lebih mengendalikan hidup mereka dan menghindari beberapa konsekuensi negatif. Setelahmengidentifikasi emosi apa adanya, Anda tahu bahwa emosi tersebut hanyalah perasaan dan tidak perlu mengendalikan Anda. 2. Pikirkan apa yang mampu Anda lakukan untuk mengatasi masalah. Adakalanya, ketidakmampuan mengendalikan emosi terjadi karena Anda tidak tahu cara mengendalikan diri. Melaluikegiatan bermain anak dapat mengembangkan keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam berinteraksi seperti menunggu giliran, mengungkapkan perasaan dan keinginan secara adaptif, berkomunikasi, dan mematuhi aturan-aturan sosial serta mengatur emosi dan mengendalikan diri. XxotjJD. - - Mental skill pada intinya adalah kesiapan pikiran seseorang untuk memenuhi tuntutan psikologis dalam suatu olahraga. Pada umumnya skill ini didasarkan pada motivasi, konsentrasi, percaya diri dan pengendalian stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi tegang, yang ditandai dengan denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang psikologi olahraga, khususnya dalam pengendalian yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat melalui latihan yang terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek psikis atau mental atlet, pertama-tama perlu disadari bahwa setiap atlet harus dipandang secara individual, bahwa yang satu berbeda dengan yang lainnya. Profil psikologis atlet biasanya berupa gambaran keprbadian secara umum, potensi intelektual, serta fungsi daya pikir yang dihubungkan dengan olahraga. Aspek-aspek Psikologis yang berperan dalam OlahragaPengaruh faktor psikologis pada atlet akan terlihat dengan jelas pada saat atlet tersebut bertanding. Berikut ini akan diuraikan beberapa masalah psikologis yang paling sering timbul di kalangan olahraga, khususnya dalam kaitannya dengan pertandingan dan masa Berpikir PositifBerpikir positif dimaksudkan sebagai cara berpikir yang mengarahkan sesuatu ke arah positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang melatihnya. Dengan membiasakan diri berpikir positif, maka akan berpengaruh sangat baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan menjalin kerja sama dengan berbagai MotivasiMotivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang kuat menunjukkan bahwa dalam diri orang tersebut tertanam dorongan kuat untuk dapat melakukan dari fungsi diri seseorang, motivasi dapat dibedakan antara motivasi yang berasal dan luar ekstrinsik dan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri intrinsik. Dengan pendekatan psikologis diharapkan atlet dalam setiap penampilannya dapat memperlihatkan motivasi yang kuat untuk bermain sebaik-baiknya, sehingga dapat memenangkan pertandingan. Oleh karena itu, pelatih harus memperlihatkan bahwa ia menghargai hasil kerja atlet secara Pengendalian EmosiFaktor-faktor emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan atlet secara pribadi terhadap diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di sekelilingnya. Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai perasaan seperti senang, sedih, marah, cemas, takut, dan sebagainya. Bentuk-bentuk emosi tersebut terdapat pada setiap orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah bagaimana kita mengendalikan emosi tersebut agar tidak merugikan diri sendiriPengendalian emosi dalam pertandingan olahraga seringkali menjadi faktor penentu kemenangan. Para pelatih harus mengetahui dengan jelas bagaimana gejolak emosi atlet asuhannya, bukan saja dalam pertandingan tetapi juga dalam latihan dan kehidupan sehari-hari. Pelatih perlu tahu kapan dan hal apa saja yang dapat membuat atletnya marah, senang, sedih, takut, dan sebagainya. Dengan demikian pelatih perlu juga mencari data-data untuk mengendalikan emosi para atlet asuhannya, yang tentu saja akan berbeda antara atlet yang satu dengan atlet emosi dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis seperti gemetar, sakit perut, kejang otot, dan sebagainya. Dengan terganggunya keseimbangan fisiologis maka konsentrasi pun akan terganggu, sehingga atlet tidak dapat tampil maksimal. Seringkali seorang atlet mengalami ketegangan yang memuncak hanya beberapa saat sebelum pertandingan dimulai. Demikian hebatnya ketegangan tersebut sampai ia tidak dapat melakukan awalan dengan baik. Apalagi jika lawannya dapat menekan dan penonton pun tidak berpihak padanya, maka dapat dibayangkan atlet tersebut tidak akan dapat bermain baik. Konsentrasinya akan buyar, strategi yang sudah disiapkan tidak dapat dijalankan, bahkan ia tidak tahu harus berbuat Kepercayaan DiriDalam olahraga, kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu faktor penentu suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri akan mengakibatkan atlet tampil di bawah kemampuannya. Karena itu sesungguhnya atlet tidak perlu merasa ragu akan kemampuannya, sepanjang ia telah berlatih secara sungguh-sungguh dan memiliki pengalaman bertanding yang pelatih dalam menumbuhkan rasa percaya diri atletnya sangat besar. Syarat untuk untuk membangun kepercayaan diri adalah sikap positif. Beritahu pemain di mana letak kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Buatkan program latihan untuk setiap atlet dan bantu mereka untuk memasang target sesuai dengan kemampuannya agar target dapat tercapai jika latihan dilakukan dengan usaha keras. Berikan kritik membangun dalam melakukan penilaian terhadap atlet. Ingat, kritik negatif bahkan akan mengurangi rasa percaya KonsentrasiKonsentrasi merupakan suatu keadaan di mana kesadaran seseorang tertuju kepada suatu obyek tertentu dalam waktu tertentu. Makin baik konsentrasi seseorang, maka makin lama ia dapat melakukan konsentrasi. Dalam olahraga, konsentrasi sangat penting peranannya. Dengan berkurangnya atau terganggunya konsentrasi atlet pada saat latihan, apalagi pertandingan, maka akan timbul berbagai sepakbola, masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi tendangan sehingga tidak mengenai sasaran. Akibat lebih lanjut jika akurasi berkurang adalah strategi yang sudah dipersiapkan menjadi tidak jalan, sehingga atlet akhimya kebingungan, tidak tahu harus bermain bagaimana dan pasti kepercayan dirinya pun akan berkurang. Untuk menghindari keadaan tersebut, perlu dilakukan latihan berkonsentrasi==* Taufik Effendi Jursal dari Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia ASSBI. Akun twitter taufikjursal ssbindonesia a2s/cas Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Game online adalah permainan yang memanfaatkan jaringan internet saat kita ingin memainkannya, game online memang sangat diminati oleh anak-anak saekarang ini, dikarenakan game online dapat dengan mudah diakses dan dimainkan, selain itu juga bisa untuk main bareng mabar.Tapi dalam bermain game online terkadang kita sering terbawa emosi entah itu negatif atau emosi positif, jika kita menang dalam sebuah game online atau kita sudah mencapai pengharagaan, tentunya kita senang akan itu dan kita akan meluapakan emosi positif dengan tersenyum dan kita juga memiliki rasa bangga dalam diri kita. Yang saya cemaskan disini adalah ketika kita bermain game online kemudian kita kalah, atau salah satu tim kita ada yang bermain jelek, tentunya kita terkadang jengkel dengan orang tersebut, bukan hanya tim, terkadang masalah juga bisa timbul dari perangkat kita, jaringan internet yang buruk atau lingkungan disekitar kita. Dengan adanya kendala seperti diatas tentunya diri kita terbawa emosi negatif, ingin marah, mengumpat teman, bahkan kadang mengucapkan hal yang tidak pantas untuk kita harus menahan emosi tersebut agar tidak merugikan kita dan orang disekitar kita, walaupun menahan emosi sangat susah saat kita sedang memainkan sebuah game online tapi kita harus tetap berusaha menahan emosi yang biasa saya lakukan saat sedang bermain game online adalah, mengambil nafas lalu menghembuskannya Kembali sambal berpikir bahwa ini hanya sebuah game biasa tidak perlu rasanya sampai melibatkan emosi yang terlalu berlebihan, dan jika kita memang tidak sanggup menahan emosinya lebih baik kita matikan game tersebut kemudain Away From keyboard AFK.Jika kita dalam kedaan kalah atau tidak menguntungkan entah gara-gara teman, sinyal, smartphone, atau diri kita sendiri lebih baik kita tetap fokus dan terus berfikir apa yang harus kita perbuat di dalam game tersebut, karena dengan fokus dan berpikir kemungkinan kita bisa menyusun strategi yang baik untuk memperbalik keadaan. Selain itu dengan kita menahan emosi saat bermain game, kita juga sudah mejaga perasaan teman kita, sekaligus berlatih menahan emosi dan nafsu yang ada dalam diri meminimalisir emosi negatif, lebih baik sebelum kita bermain game online diri kita dalam keadaan yang baik-baik saja, dan sebelum bermain game kita bisa cek sinyal terlebih dahulu, kita juga bisa mengajak teman untuk berkomunikasi, yang terpenting pastikan juga kuota internet masih emosi saat bermain game terlihat kekanak-kanakan, tapi menurut saya itu adalah hal yang sangat wajar jika tidak melampaui kalian yang bermain game dan sanggup menahan emosi kalian orang yang luar biasa. Lihat Games Selengkapnya Mengenal emosi adalah salah satu dari komponen penting yang harus dimiliki sebelum akhirnya dapat menguasai kemampuan kecerdasan emosi yang kompleks. Pengenalan terhadap emosi yang dirasakan dalam diri mesti dimulai dan dibiasakan sejak dini, karena itulah Gerakan Sekolah Menyenangkan menginisiasi dan merekomendasikan adanya zona emosi pada setiap kelas. Zona emosi ini memfasilitasi anak untuk mengenal emosinya sendiri. Anak-anak didorong untuk mengidentifikasi apa yang dia rasakan; apakah itu marah, sedih, senang, kecewa, semua emosi dasar manusia tersebut diekspresikan lewat emoji yang dibuat sesuai kreativitas masing-masing kelas. Kegiatan mengenal emosi lewat zona emosi ini sepertinya tampak sederhana, namun sebenarnya terdapat manfaat-manfaat yang bisa diperoleh dari sana. Berikut adalah 5 manfaat dari zona emosi bagi anak Bermula dari mengenal, kemudian belajar untuk mengendalikan. Anak tantrum di depan umum seperti sudah menjadi pemandangan yang dianggap wajar. Jangankan anak-anak, orang dewasa saja masih ada yang sering tantrum dan tidak bisa mengendalikan emosinya. Hal ini karena kecerdasan emosi memang bukan sesuatu yang bisa diperoleh secara instan melainkan terdiri dari serangkaian pembiasaan-pembiasaan sejak kecil. Ketika anak sudah mampu untuk mengenal emosinya lewat zona emosi, yang selanjutnya bisa dilakukan adalah berdiskusi tentang bagaimana cara yang baik untuk menyalurkan dan mengendalikan emosi itu. Mengendalikan bukan berarti represi, melainkan menyalurkan emosi yang ada pada sesuatu yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Misalnya saja anak mengidentifikasi emosi marah dalam dirinya, anak bisa diajak untuk menyalurkan emosinya tersebut selain dengan berteriak dan menangis. Bisa dengan cara diberikan waktu sendirian di kamar sampai marah itu mereda atau dengan melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga. Begitu pula dengan emosi lainnya, biarkan anak memilih sendiri kegiatan yang dia rasa baik untuk menyalurkan emosi tersebut. Belajar mengenal emosi orang lain dan melahirkan empati. Ketika berhasil mengenal emosinya sendiri, secara otomatis anak akan juga mampu untuk mengidentifikasi emosi-emosi tersebut pada orang lain. Anak-anak bisa peka terhadap perubahan fisik pada seseorang yang disebabkan karena perubahan emosi dalam dirinya. Contohnya, anak akan menyadari bahwa temannya sedang sedih karena menunjukkan ekspresi murung dan cemberut. Hal ini kemudian akan mendorongnya pada sikap empati dengan cara bertanya dan menawarkan bantuan pada temannya tersebut. Perkembangan emosi yang baik berdampak pada perkembangan sosial yang baik. Ketika anak sudah mampu mengenal emosinya sendiri juga berempati pada emosi orang lain, dia kemudian akan mampu membina hubungan yang baik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Ketika dia merasakan emosi marah dan sedih dia berusaha untuk menyalurkan emosi tersebut dengan cara-cara yang tidak menganggu dan merugikan, dia tahu bahwa hal itu bukan sesuatu yang baik karena bisa menyebabkan orang lain menjadi tidak nyaman. Memberikan kesempatan bagi guru untuk menciptakan lingkungan dan suasana belajar yang lebih kondusif. Zona emosi memungkinkan guru untuk memantau emosi masing-masing siswanya selama di sekolah. Hal ini akan memudahkan guru dalam memilih perlakuan yang tepat agar proses pembelajaran berlangsung lebih kondusif bagi setiap anak. Guru juga akan mampu untuk melakukan evaluasi pada metode pembelajaran yang dia pakai sehingga dapat memotivasi guru untuk selalu memberikan metode pembelajaran terbaik setiap harinya. Membuat anak merasa dihargai Emosi adalah salah satu fitur yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Sayangnya, kadang-kadang emosi ini tidak diperlakukan sebagaimana mestinya dan lebih sering direpresi, apalagi jika kita berbicara mengenai emosi marah, sedih dan kecewa. Padahal semua jenis emosi itu penting dan harus diterima sebagai bagian dari keseharian manusia. Itulah kenapa adanya zona emosi memungkinkan anak-anak untuk merasa lebih dihargai karena di sana dia boleh mengungkapkan emosi apa saja yang dia rasakan tanpa penghakiman. Itulah beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan sederhana dalam zona emosi. Selain digunakan dalam setting sekolah, zona emosi ini juga bisa diterapkan oleh para orang tua di rumah. Putri Nabhan Memasuki usia prasekolah, anak-anak pasti makin suka bermain. Bagaimana tidak? Karena setelah new normal, si Kecil jadi akan punya banya... 3 ibu tandai artikel ini bermanfaat Memasuki usia prasekolah, anak-anak pasti makin suka bermain. Bagaimana tidak? Karena setelah new normal, si Kecil jadi akan punya banyak kesempatan untuk sering berinteraksi dengan anak-anak lain yang sebaya. Entah itu di sekitar rumah atau teman baru di sekolah PAUD-nya. Senang ya, Bu, melihat si Kecil sudah bisa bebas bermain? Bergaul tidak hanya menyenangkan, tapi juga penting bagi anak, lho. “Menjalin pertemanan akan sangat membantu anak-anak belajar berkomunikasi, berbagi, merasakan empati, menghadapi konflik, dan mengasah kreativitas mereka," kata Rachelle Theise, asisten profesor klinis dan psikolog anak di NYU Child Study Center di New York City. Tapi di sisi lain, Ibu juga mungkin bertanya-tanya bagaimana cara terbaiknya untuk mempersiapkan si Kecil bisa bergaul dan berteman akur dengan teman baru. Mengingat, ia selama ini mungkin sudah terlalu lama beraktivitas di rumah saja bersama anggota keluarganya. Nah, salah satu caranya adalah dengan mengajak anak bermain untuk mengasah kemampuan berkomunikasi, mengelola emosi, dan berempati. Dengan begitu, si Kecil akan memiliki “modal” yang kuat untuk bisa mengeksplor dan menjalin pertemanan di sekolah barunya nanti. Lalu, apa saja, ya, contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang direkomendasikan? Contoh Permainan Sosial Emosional Anak Usia Dini Agar waktu bermain anak semakin seru dan menyenangkan, berikut ini adalah rekomendasi permainan sosial emosional anak usia dini yang baik untuk mengasah keterampilan sosial emosional si Kecil. 1. Role Play Role play atau bermain peran merupakan salah satu contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang bisa si Kecil mainkan. Melalui permainan ini, anak bisa belajar tentang berbagai kondisi dan situasi yang pernah mereka lihat sehari-hari, Bu. Ia juga bisa terdorong menggunakan imajinasinya untuk “menghidupkan” skenario cerita yang ada di di dalam benaknya. Role play juga memungkinkan anak-anak mencicipi bagaimana rasanya menjadi orang dewasa, misalnya menjadi orang tua, atau memerankan profesi tertentu. Lewat permainan ini, anak-anak bisa mempraktikkan bagaimana seorang karakter itu berdialog dan berperilaku dari situasi-situasi yang mungkin pernah mereka amati sebelumnya. Sebagai contoh, anak berpura-pura menjadi seorang supir bus atau masinis kereta yang sehari-harinya mengantar jemput orang-orang karena si Kecil sering kali diajak Ayah dan Ibu bepergian dengan transportasi umum. Atau, undang teman-temannya untuk bermain di rumah dengan berpura-pura menjadi astronot yang bepergian ke luar angkasa. Contoh lainnya, ajak anak dan teman-temannya berpura-pura menjadi sekelompok superhero yang akan menyelamatkan dunia. Permainan role play cocok untuk mengasah imajinasi dan kreativitas anak, melatihnya berkomunikasi, berempati, sekaligus mengajarkan cara menyelesaikan masalah dari “skenario” yang berbeda-beda. Memutuskan siapa yang akan “berakting” sebagai siapa bisa jadi kesempatan untuk anak belajar bernegosiasi dan bergiliran, lho! Ibu hanya perlu menyediakan alat peraga, kostum, dan peralatan yang sesuai dengan tema role play anak, dan biarkan anak bermain mewujudkan imajinasinya. 2. Permainan Raba-Raba Ada banyak contoh permainan tradisional yang bisa meningkatkan kemampuan sosial dan emosional anak. Salah satunya adalah permainan raba-raba untuk membantu anak dan teman-temannya untuk lebih saling mengenal satu sama lain. Permainan ini bisa dilakukan oleh minimal 3 orang, Bu. Jadi, jangan lupa ajak teman-teman si Kecil untuk ikut bermain ya! Cara mainnya gampang, kok. Minta si Kecil dan teman-temannya untuk hompimpa dulu untuk menentukan siapa yang jadi Si Peraba. Jika si Kecil yang menang menjadi Si Peraba, Ibu tutup matanya dengan kain penutup sementara anak-anak yang lain berdiri mengelilingi Si Peraba. Setelah itu, Ibu bisa minta teman-temannya untuk bernyanyi sambil berjalan melingkari Si Peraba. Setelah lagu selesai dinyanyikan, instruksikan teman-temannya untuk berhenti dan jangan membubarkan lingkaran. Nah selanjutnya, minta Si Peraba meraba-raba mencari temannya. Setelah mendapat teman, Si Peraba harus menebak siapa yang ia pegang. Apabila tebakannya betul, anak yang dipegang Si Peraba akan menggantikan peran si Kecil untuk di babak selanjutnya. Baca Juga 9 Ide Kegiatan Seru untuk Anak-Anak Weekend di Rumah 3. Bermain Kereta-Keretaan Mungkin terdengar sepele, tapi siapa sangka kalau bermain kereta-keretaan juga dapat membantu mengasah kemampuan sosial dan emosional anak? Ya! Kereta-keretaan adalah permainan yang bisa dimainkan oleh sekitar 5-10 orang. Ibu bisa mengajak teman-teman si Kecil untuk memainkan permainan ini. Pertama-tama, Ibu bisa mulai dengan mengumpulkan kardus bekas atau yang tidak terpakai dan bagikan pada anak-anak. Persiapkan pula peralatan menggambar dan minta anak-anak untuk menggambarkan lokomotif dan gerbong kereta di dinding bagian luar kardus yang mereka miliki. Anak-anak juga bisa menggunakan spidol berwarna dan stiker agar masing-masing “gerbong”nya bisa mewakili karakter dan kepribadian masing-masing anak. Setelah gerbong berhasil digambar, arahkan anak-anak untuk mengurutkan setiap kardus sehingga menyerupai sebuah deretan gerbong kereta sungguhan. Minta anak memasuki gerbong miliknya masing-masing dan siap meluncur seperti kereta api sesungguhnya. Agar lebih seru dan menyenangkan, minta anak-anak untuk memainkan kereta sambil bernyanyi “Naik Kereta Api”. Permainan kereta-keretaan ini akan mengajarkan anak untuk bisa berbagi dengan saling meminjam alat gambar, saling tolong menolong membantu temannya untuk mewarnai atau meraih spidol yang letaknya jauh, dan bekerja sama untuk menyusun gerbong dan “menjalankan” keretanya. 4. Menggambar dengan Mata Tertutup Mengenali emosi dan menumbuhkan empati anak terhadap orang lain juga bisa dengan mengajaknya bermain menggambar dengan mata tertutup. Caranya, mintalah anak menggambar dengan mata tertutup kain. Setelah ia selesai, bukalah penutup matanya, lalu lihat gambarnya bersama-sama. Selanjutnya, gantian Ibu yang menggambar dengan mata tertutup. Di akhir permainan, Ibu bisa menjelaskan makna melakukan kegiatan sosial emosional anak usia dini. Contoh saja, mengenai betapa sulitnya bagi anak-anak yang tidak bisa melihat berjuang melakukan pekerjaan sehari-hari. 5. Tebak Kata dengan Telinga Ditutup Satu lagi contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang ini mirip dengan menggambar dengan mata tertutup, tapi dimodifikasi untuk menunjukkan keterbatasan fisik lainnya. Permainan tebak kata juga mampu mendorong anak untuk bekerja sama dalam tim yang akan melatih kemampuan sosial emosionalnya. Sebagai contoh, Ibu mengajak anak bermain tebak kata dengan telinga tertutup untuk memahami bagaimana rasanya tidak bisa mendengar. Ibu bisa meminta si Kecil menutup kedua telinganya, kemudian Ibu mengucapkan satu kata tanpa bersuara. Lalu, giliran Ibu yang menebak ucapan kata anak dengan kedua telinga ditutup. Di akhir permainan, Ibu bisa menjelaskan makna dari permainan ini, yakni merasakan bagaimana sulitnya anak-anak yang tidak bisa mendengarkan karena keterbatasan fisik. 6. Bermain Boneka Kalau si Kecil punya banyak koleksi boneka, yuk manfaatkan “teman-teman”nya ini! Bermain boneka sambil bermain peran juga merupakan contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang bagus untuk si Kecil, Bu. Sebab, permainan ini baik untuk mengasah imajinasi, kreativitas dan empati anak, terlepas apa pun jenis kelamin mereka. Selain itu, bermain boneka juga dapat meningkatkan keterampilan sosial anak. Ini karena anak-anak akan belajar berkomunikasi yang mampu membantu mereka mempelajari kosakata baru. Saat mengajak dan menemani anak bermain peran, coba pancinglah imajinasi mereka untuk membuat jalan cerita dari kegiatan sehari-hari. Misalnya, ketika anak diberikan dua boneka, ia akan otomatis membuat permainannya hidup dengan menciptakan percakapan antar boneka. Ibu bisa mengajarkannya membuat jalan cerita bahwa salah satu boneka yang dimainkan sedang sakit, kemudian boneka lainnya menghibur atau menemani boneka yang sedang sakit tersebut. Selanjutnya, biarkan anak Ibu menyampaikan perasaan dan pendapatnya mengenai tokoh yang ia perankan. Selain melatih anak untuk berimajinasi dan memecahkan masalah, cara ini dapat membantu meningkatkan kemampuan empati dan bersosialisasi sekaligus mengajarkannya untuk menanam hal-hal kebaikan. Contoh lainnya, si Kecil juga bisa belajar merawat diri lewat permainan boneka Barbie dengan menggantikan pakaiannya, memasangkan kancing dan ritsleting, menyisir dan mendandani rambut, hingga menidurkan boneka. Ibu bisa meminta anak memastikan bonekanya dalam keadaan baik serta berimajinasi tentang apa yang diinginkan atau dibutuhkan boneka tersebut. Supaya lebih menyenangkan, undang teman-teman si Kecil untuk bermain bersama ya. Dari sini, Ibu akan bisa memperhatikan bagaimana si Kecil dan teman-temannya berinteraksi, bernegosiasi, dan menghadapi konflik ketika sedang bermain. Baca Juga Contoh Kegiatan Motorik Kasar untuk Anak Usia 4-5 Tahun 7. Menggambar dan Menebak Ekspresi Wajah Di usia ini, anak sudah mulai bisa menunjukkan berbagai macam emosi. Entah itu sedih, senang, marah, ataupun kesal. Nah, anak perlu mengenal dan memahami emosi serta perasaannya agar kelak ia bisa berkomunikasi dengan efektif, membangun hubungan yang lebih baik, dan menghindari atau menyelesaikan konflik. Mengenal emosi juga dapat membantu anak mengekspresikan apa yang anak rasakan atau butuhkan dengan jelas, Bu. Oleh karena itu, Ibu bisa mengajarkan mereka bagaimana mengenali dan mengekspresikan perasaan dengan cara yang sehat. Salah satu caranya dengan mengajak anak menggambar ekspresi wajah, lalu minta ia untuk menebaknya. Pertama-tama, Ibu bisa membagikan kertas berwarna kepada anak dan minta mereka untuk menggambar beragam jenis ekspresi, seperti senang, sedih, takut, sakit, dan marah. Jika sudah selesai, masukkan gambar-gambar tersebut ke dalam sebuah kotak. Selanjutnya, minta anak Ibu untuk mengambil salah satu kertas. Jelaskan jika setiap anak yang mengambil kertas harus memperagakan emosi sesuai dengan ekspresi yang tertera di kertas dari dalam kotak. Contoh permainan sosial emosional anak usia dini ini sangat bagus dilakukan agar anak semakin tahu emosi yang dia rasakan. Dengan begitu, emosinya pun akan terasa stabil saat dewasa nanti. Bila anak bisa mengenali emosi yang ditebaknya, Ibu bisa memberikan pertanyaan kepadanya tentang apa penyebab emosi tersebut dan bagaimana solusi yang pantas diberikan kalau seseorang mengalami hal tersebut. Misalnya, ketika anak mendapat kertas emosi menangis, Ibu bisa menanyakan kepada anak kira-kira apa penyebab temannya menangis dan apa yang harus dilakukan orang lain agar temannya tidak menangis lagi. 8. Bermain Bola Bermain bola atau melakukan permainan dalam tim lainnya dapat mendorong anak untuk bekerja sama sekaligus melatih kemampuan sosialnya. Tak hanya itu, anak juga belajar bekerja sama, tanggap untuk bermain bergiliran dengan teman-teman lainnya, seperti kapan harus menendang atau melempar bola, dan kapan harus menerima bola dan mengamankan gawang. Melalui permainan ini, ajari pula anak mengenai sikap yang tepat bila ia menang misalnya tidak boleh mengejek kawan yang kalah, sikap yang benar bila ia kalah misalnya tidak menyalahkan orang lain atas kekalahannya, cara bekerja sama yang baik dengan teman dalam satu timnya, dan lain-lain. 9. Cari dan Temukan Benda Contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang bisa si Kecil mainkan selanjutnya adalah mencari dan menemukan sebuah benda. Permainan sederhana nan mudah ini bisa membantu anak berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Ibu perlu melibatkan 4 orang atau lebih, seperti anggota keluarga di rumah atau teman-teman si Kecil di sekitar rumah. Kemudian, bagi menjadi dua kelompok permainan dan minta mereka mencari benda-benda yang ada di sekitar rumah. Anak yang mengenal rumah dengan baik harus dibagi rata dalam setiap kelompok. Mulailah meminta mereka untuk mencari benda-benda yang ada di sekitar rumah. Misalnya, Ibu bisa memerintahkan, “Coba cari benda bulat berwarna hitam”, atau “Sekarang cari benda persegi panjang warna merah”, dan sebagainya. Melalui permainan ini, anak bisa membiasakan diri untuk mengenali dan melakukan instruksi tertentu yang Ibu berikan. Lebih dari itu, permainan temukan benda juga melatih anak bekerja sama dan memahami emosi orang lain. Nah, itulah contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang bisa menjadi inspirasi Ibu. Ternyata mengajarkan keterampilan sosial emosional pada anak tidak sesulit yang dibayangkan, ya, Bu, bila tahu caranya. Kenapa Penting Mengasah Kemampuan Sosial Emosional? Bermain merupakan salah satu stimulasi yang penting bagi tumbuh kembang anak, Bu. Tidak hanya meningkatkan perkembangan motorik kasar dan halusnya. Mengenalkan permainan yang tepat juga dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial dan emosionalnya juga, lho. Mengapa demikian? Aspek sosial dan emosional anak menjadi salah satu aspek yang penting untuk membantu anak bersosialisasi. Selain itu, bisa membantu anak untuk tumbuh dengan pribadi yang baik saat dewasa nanti. Penting untuk diingat bahwa karakter seorang anak mulai terbentuk sejak usia dini. Jika orang tua mengajarkan pola asuh yang salah, maka bukan tidak mungkin jika emosi anak terganggu. Beberapa anak mungkin menjadi pemalu, ada juga anak yang pendiam, ada juga anak yang mudah marah, dan lain sebagainya. Itulah kenapa orang tua juga perlu memperhatikan perkembangan emosi anak sejak usia dini. Baca Juga Tips Dukung Perkembangan Sosial Anak Bagi Orang Tua yang Bekerja Terlebih di rentang usia ini, anak-anak usia prasekolah sebetulnya sudah siap bersosialisasi, lebih bersemangat mencoba hal-hal baru, punya rasa ingin tahu dan imajinasi yang besar untuk mengeksplorasi lebih banyak tentang dunia yang mereka lihat, serta sudah mampu menunjukkan berbagai emosi. Nah, melalui bermain, anak-anak bisa belajar berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka. Dengan bermain, anak-anak juga punya kesempatan untuk belajar berinteraksi dan bergaul dengan anak-anak sebayanya. Anak-anak akan banyak belajar bagaimana caranya tanggap untuk berbagi, bergiliran menggunakan mainan, bernegosiasi, berempati terhadap teman-temannya, menyelesaikan masalah, serta berkomunikasi menggunakan kata-kata yang baik, yakni “maaf”, “tolong”, dan “terima kasih”. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika Ibu menyediakan pilihan permainan yang mampu mendorong rasa rasa empati, serta keinginan kerja sama dan keinginan bersosialisasi dengan orang lain. Selalu Temani Anak Bermain Sambil Belajar Bisa dibilang, otak anak ibarat spons yang mampu menyerap segala sesuatu di sekitarnya dengan cepat, Bu. Jadi saat mereka berinteraksi dan bergaul dengan teman-teman sebayanya, anak bisa cepat belajar bagaimana seharusnya mereka berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga yang menjadi salah satu alasan kenapa orang tua harus terus mendampingi anak-anak ketika sedang asyik bermain. Selain untuk memantau secara langsung perkembangan si Kecil, menemani anak bermain adalah salah satu cara orang tua untuk membantunya mengembangkan keterampilan sosial emosional dan pengendalian emosi. Sebagai contoh, Ibu bisa turun tangan untuk memberikan pengertian ketika mainannya direbut atau ketika si Kecil tidak mau meminjamkan mainannya. Pendampingan yang Ibu lakukan ini bisa membantu anak belajar bagaimana cara bermain yang benar dan berinteraksi secara positif. Tapi selain itu, jangan lupa juga untuk senantiasa mendampingi si Kecil belajar sambil bermain dengan memberikan si Kecil susu Bebelac 4 GroGreat+ setiap pagi dan malam sebelum tidur untuk mengoptimalkan asupan nutrisinya. Sebab, ingat ya, Bu, anak tidak hanya memerlukan stimulasi dari permainan untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Melanjutkan pemenuhan asupan nutrisi yang lengkap dari susu pertumbuhan terfortifikasi DHA dan makanan sehat bergizi juga sangat penting untuk anak di usia prasekolah ini. Karena, para ahli menyatakan periode emas pertumbuhan otak anak akan terus berlangsung hingga si Kecil berusia lima tahun. Nah, Bu, Bebelac 4 GroGreat+ kini sudah dilengkapi dengan formula baru yang mengandung Triple A dengan DHA lebih tinggi serta asam lemak omega 3 asam alfa linolenat, dan asam lemak omega 6 asam linoleat untuk mendukung perkembangan daya pikir, pencernaan dan keterampilan sosio-emosional si kecil memasuki masa prasekolah dengan nutrisi dan stimulasi yang tepat. Susu Bebelac 4 juga diperkaya dengan FOSGOS 19 yang teruji klinis untuk mendukung kesehatan kesehatan saluran cerna anak happy tummy, serta 12 vitamin dan 4 mineral yang terdiri dari vitamin C, kalsium, zat besi, dan iodium. Dengan asupan nutrisi yang baik dan stimulasi yang tepat happy brain, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang ceria happy heart dan bersemangat untuk bersosialisasi dan mengeksplorasi hal-hal baru di sekolah nanti. Jangan lupa juga daftarkan diri Ibu di Bebeclub untuk dapatkan lebih banyak lagi tips dan informasi terbaru untuk menemani masa prasekolah si Kecil, ya! Referensi Web MD. Diakses pada 4 Oktober 2022. Web MD. Diakses pada 4 Oktober 2022. Very Well Family. Diakses pada 4 Oktober 2022. Jurnal Ilmiah Potensia. Diakses pada 4 Oktober 2022. Parents. Diakses pada 4 Oktober 2022. Raising Children. Diakses pada 4 Oktober 2022. ï»żEmosi adalah reaksi alami yang memungkinkan kita untuk waspada terhadap situasi tertentu yang melibatkan bahaya, ancaman, frustrasi, dll. Komponen utama dari emosi adalah reaksi fisiologis peningkatan laju jantung dan pernapasan, ketegangan otot, dll. Dan pikiran. Perlu untuk mendapatkan tertentu keterampilan menangani emosi karena intensitas berlebihan dapat menyebabkan orang menjalaninya sebagai keadaan yang tidak menyenangkan atau membuat mereka melakukan perilaku yang tidak diinginkan.ÂżApakah Anda ingin tahu apa teknik kontrol emosi terbaik? Dalam artikel Psikologi-Online ini, Anda akan menemukan 12 teknik kontrol emosional yang akan membantu Anda menangani segala jenis situasi. Latihan-latihan ini didasarkan pada studi psikologis dan telah terbukti sangat efektif. Anda mungkin juga tertarik pada Tentang Indeks Kecerdasan Emosional Apa itu emosi? Bagaimana cara mengendalikan kecemasan dan kemarahan Teknik 1 Napas dalam-dalam Teknik 2 Berhenti berpikir Teknik 3 Relaksasi otot Teknik 4 Esai Mental Teknik No. 5 Peraturan pemikiran Teknik 6 penalaran logis Teknik 7 gangguan Teknik 8 Pengaturan mandiri Teknik No. 9 Pendidikan emosional Teknik No. 11 Pelatihan Asertif Teknik 12 Perhatian dan meditasi Apa itu emosi? Jadi, emosi manusia ikut bermain empat aspekSituasi reaksi atau sensasi fisiologis tertentu percepatan denyut nadi dan pernapasan, ketegangan otot, dll..Beberapa jawaban konkret yang sesuai untuk situasi dan kemarahan adalah reaksi alami dan positif yang kita harus waspada dalam situasi tertentu, yang dianggap berbahaya. Tetapi mereka juga bisa menjadi emosi negatif yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, memicu rangsangan yang tidak berbahaya dan menyebabkan ketidaknyamanan dan perilaku yang tidak pantas. Memahami, mengetahui, dan mengakui emosi adalah prosedur untuk dapat adalah salah satu dari emosi yang harus Anda ketahui bagaimana mengatasinya karena mereka dijalani sebagai hal yang tidak menyenangkan dan dapat dilakukan memprovokasi perilaku yang tidak pantas, terutama ketika mereka terjadi dalam konteks sosial misalnya, berbicara di depan umum atau dalam situasi yang tidak melibatkan bahaya misalnya, naik di lift, keluar, dll..Kecemasan terdiri dari serangkaian perasaan ketakutan, gelisah, tegang, khawatir dan tidak aman yang kita alami dalam situasi yang kita anggap mengancam baik secara fisik maupun psikologis. Ini, itu “kecemasan”, termasuk komponen berikutPikiran dan gambaran mental yang menakutkan kognitifSensasi fisik itu terjadi ketika kita gugup atau marah. fisiologis.Perilaku yang merupakan konsekuensi dari respons kecemasan behavioral.KemarahanKemarahan adalah emosi lain yang bisa menimbulkan masalah. Kemarahan mengacu pada serangkaian perasaan tertentu yang meliputi kemarahan, iritasi, kemarahan, kemarahan, dll. dan itu biasanya muncul dalam situasi di mana kita tidak mendapatkan apa yang kita fisiologis terhadap amarah mirip dengan yang terjadi dalam menghadapi kecemasan; apa yang membedakan satu dari yang lain adalah jenis situasi yang memprovokasi mereka, pikiran yang terjadi dalam situasi itu dan perilaku yang bagian ini sesuai dengan Angel Antonio Marcuello GarcĂ­a. Bagaimana cara mengendalikan kecemasan dan kemarahan Manusia mengalami kecemasan dan kemarahan dalam cara yang negatif dan merespons dengan tidak memadai. Dengan naluri bertahan hidup, kita mencari cara spesifik untuk menghilangkan emosi ini bisa benar melakukan olahraga, bermeditasi, melakukan latihan pernapasan ... atau tidak pantas merokok, minum alkohol, merespons secara agresif .... Perilaku yang tidak pantas sering kali memiliki konsekuensi setelah Anda mengetahui emosi yang dapat mengganggu secara negatif dalam hidup kita, inilah saatnya untuk memberi tahu Anda tentang hal itu 12 teknik kontrol emosional itu akan mengubah cara Anda mengelola perasaan Anda. Teknik 1 Napas dalam-dalam Teknik kontrol emosional ini sangat mudah diterapkan dan, di samping itu, sangat berguna untuk mengendalikan reaksi fisiologis sebelum, selama dan setelah berurusan dengan situasi yang sangat emosional..Ambil napas dalam-dalam sambil menghitung mental hingga 4Tahan napas sambil menghitung secara mental hingga 4Lepaskan udara sambil menghitung secara mental hingga 8Ulangi proses sebelumnyaTentang apa yang dilakukan berbagai fase pernapasan perlahan dan sedikit lebih kuat dari biasanya, tetapi tanpa harus memaksanya kapan saja. Untuk memastikan Anda bernapas dengan benar, Anda dapat meletakkan satu tangan di dada dan tangan lainnya di perut. Anda akan melakukan pernapasan dengan benar ketika hanya tangan perut yang bergerak saat bernafas beberapa juga disebut pernapasan perut. Teknik 2 Berhenti berpikir Teknik ini juga dapat digunakan sebelum, selama atau setelah situasi yang menyebabkan masalah bagi ini berfokus pada kontrol pemikiran. Untuk mempraktikkannya, Anda harus mengikuti langkah-langkah berikutKetika Anda mulai mendapati diri Anda tidak nyaman, gugup atau kesal, perhatikan jenis pikiran yang Anda miliki, dan kenali semua itu dengan konotasi negatif fokus pada kegagalan, kebencian terhadap orang lain, menyalahkan, dll.Katakan sendiri “¡Basta!”Gantikan pikiran itu dengan yang lebih positifMasalah dengan teknik ini adalah bahwa beberapa latihan diperlukan untuk mengidentifikasi pikiran negatif, serta untuk mengubahnya dan mengubahnya menjadi positif.. Teknik 3 Relaksasi otot Teknik ini juga berfungsi untuk diterapkan sebelum, selama dan setelah situasi, tetapi untuk penggunaannya yang efektif membutuhkan pelatihan sebelumnya. Untuk latihan Anda, ikuti langkah-langkah berikutDuduk dengan tenang dalam posisi yang nyaman. Tutup rileks semua otot tubuh Anda, mulai dengan jari kaki dan kemudian relakskan sisa tubuh ke otot leher dan kepala..Setelah Anda merilekskan semua otot tubuh Anda, bayangkan diri Anda berada di tempat yang damai dan santai misalnya, berbaring di pantai. Apa pun tempat yang Anda pilih, bayangkan diri Anda benar-benar santai dan di tempat itu sejelas mungkin. Lakukan latihan ini sesering mungkin, setidaknya sekali sehari selama sekitar 10 menit setiap kali. Jika kegunaan latihan telah meyakinkan Anda, ingatlah bahwa Anda harus mempraktikkannya untuk mengotomatiskan proses dan bersantai dalam beberapa detik.. Teknik 4 Esai Mental Teknik kontrol emosional ini dirancang untuk digunakan sebelum menghadapi situasi di mana kita tidak merasa aman Ini hanya untuk membayangkan bahwa Anda berada dalam situasi itu misalnya, meminta seseorang untuk pergi dengan Anda dan bahwa Anda baik-baik saja, sementara Anda merasa benar-benar santai dan harus berlatih mental apa yang akan Anda katakan dan lakukan. Ulangi ini beberapa kali, sampai Anda mulai merasa lebih rileks dan yakin pada diri sendiri. Teknik No. 5 Peraturan pemikiran Ketika kita menghadapi momen mental yang tidak menentu dan kita tidak tahu bagaimana mengelola emosi kita, kita biasanya mengalami sesuatu yang dikenal sebagai "semburan pikiran". Sering kali, pikiran-pikiran yang tidak terkontrol ini negatif dan jangan biarkan kita menemukan solusi untuk situasi yang penuh alasan yang sama, mengatur pemikiran dapat menjadi teknik kontrol emosi yang efektif. ÂżBagaimana kita bisa melakukannya? Langkah pertama adalah mendeteksi semburan pikiran dan untuk mengidentifikasi ide-ide seperti apa yang muncul di kepala kita. Kemudian, kita dapat mencoba menuliskannya di buku catatan jika kita sendirian dan kemudian mengerjakannya. Teknik 6 penalaran logis Sangat terkait dengan teknik kontrol emosi sebelumnya, penalaran logis terdiri dari analisis satu per satu pemikiran yang menghasilkan tekanan emosional dan penalaran secara logis, misalnyaBerpikir "Saya tidak berguna dan saya tidak berguna"Emosi kesedihan dan tangisanAlasan logis "Âżseberapa benar pernyataan itu? Âżapa gunanya memikirkan itu tentang saya? Âżapa yang bisa saya lakukan untuk mengubah pemikiran itu?" Teknik 7 gangguan Teknik ini direkomendasikan di saat darurat, ketika kita tidak bisa mengendalikan perasaan dengan cara lain. Ketika kita merasa kewalahan oleh emosi kita, kita dapat mencoba mengalihkan perhatian kita dengan beberapa rangsangan yang menghibur kita seperti lagu, buku, film ... Teknik 8 Pengaturan mandiri Pengaturan diri secara emosional adalah teknik yang membutuhkan latihan. Namun, ini sangat efektif. Untuk mencapai pengaturan sendiri, kita harus mengikuti langkah-langkah berikutDeteksi dan rekam momen saat kita kehilangan kendaliKetika kita tenang, pikirkan tentang pemicu situasi apa yang kita pikirkan ketika kita kehilangan kendali atas emosi kitaIdentifikasi pikiran-pikiran yang memicu sebelum mereka menghasilkan emosi yang tidak terkendaliBelajarlah untuk mengatur emosi kita selama masa krisis membantu kita dengan teknik relaksasi lainnya. Teknik No. 9 Pendidikan emosional Ini adalah latihan untuk mencegah krisis emosional. Pendidikan emosional adalah tentang belajar untuk mendeteksi perasaan dan nilai mereka tanpa menghakimi mereka secara negatif. Semua emosi kita diperlukan pada tingkat tertentu dan mereka membantu kita beradaptasi dengan dunia di sekitar kita. Teknik No. 11 Pelatihan Asertif Pelatihan asertif adalah teknik itu membutuhkan seorang spesialis harus diselesaikan dengan sukses. Kelompok latihan psikologis ini bertujuan untuk belajar merespons secara tegas terhadap suatu konflik, beberapa teknik pelatihan tegas adalahIdentifikasi situasi di mana kita ingin lebih situasi yang skrip untuk perubahan perilaku Anda ingin tahu lebih banyak, Anda dapat mencatat artikel ini tentang keterampilan sosial dan pelatihan tegas. Teknik 12 Perhatian dan meditasi Akhirnya, untuk menyimpulkan artikel ini tentang teknik kontrol emosi terbaik, mari kita bicara tentang terapi perhatian penuh atau kesadaran penuh. Terapi ini berdasarkan prinsip meditasi sangat efektif dalam merilekskan tingkat kecemasan di saat krisis emosional. Ini tentang menghentikan semburan pikiran kita dan memfokuskan pikiran pada "di sini dan sekarang", dalam sensasi kita saat ini dan apa yang mengelilingi kita pada saat yang tepat. Temukan di sini bagaimana perhatian diterapkan dalam terapi kognitif. Artikel ini murni informatif, dalam Psikologi Online kami tidak memiliki fakultas untuk membuat diagnosis atau merekomendasikan perawatan. Kami mengundang Anda untuk pergi ke psikolog untuk menangani kasus Anda secara khusus. Jika Anda ingin membaca lebih banyak artikel yang mirip dengan 12 Teknik Kontrol Emosional, kami sarankan Anda untuk masuk dalam kategori Emosi kami.

mampu mengendalikan permainan emosi adalah manfaat dari latihan